Visi SMA Negeri 1 Mallawa

V I S I “ Unggul dalam IPTEK, berbudi luhur yang didasari IMTAK ”

Jumat, 31 Desember 2010

FENOMENA PENDIDIKAN

Menuluri Akar Masalah Pendidikan Mahal:
Ada dua alasan pokok mengapa sekolah-sekolah atau Perguruan Tinggi yang menetapkan biaya Pendidikan Yang Mahal:
Pertama, Subsidi pemerintah kepada sekolah/perguruan tinggi yang telah dikurangi. Pemerintah beralasan tidak mempunyai cukup dana guna menopang seluruh pembiayaan hingga pendidikan nasional agar berjalan secara optimal. Padahal negara ini memiliki kekayaan alam melimpah ruah, Kemana kekayaaan alam yang seharusnya untuk mensejhaterakan rakyat?
Kedua, Dengan alasan diatas, akhirnya setiap sekolah menaikkan biaya pendidikannya. Sebab tidak ada jalan lain kecuali hanya dengan menaikkan biaya pendidikan. Kalaupun sekolah berwirausaha atau berdagang tentu akan sangat membebani.lembaga pendidikan disatu sisi harus berkonsentrasi pada penjagaan mutu dan kualitas pendidikannya, sementara disis lain harus mengembangkan sayap bisnisnya guna menutupi biaya pendidikan.
Dampak Kapitalisasi Pendidikan
Kapitalisasi Pendidikan jelas pada akhirnya mebawa dampak yang luar biasa dalm seluruh aspek kehidupan
Pertama dinegeri muslim ini kapitalisasi pendidikan sejatinya meruapakan pelanggaran terhadap hukum syariat. Sebab dalam pandangan Islam , belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan besar atau kecil muda ataupun tua.
Kedua Pembodohan sistematis. Dengan adanya biaya tinggi dalam pendidikan akhirnya hanya orang-orang yang berduitlah yang mempunyai peluang besar mengenyam yang layak dan bermutu.Sebaliknya bagi masysrakat yang tidak mampu pendidikan akhirnya menjadi impian yang jauh di awan. Bial ini terus berlansung maka bisa dipastikan akan terjadi kesenjangan sosial.
Ketiga Pemiskinan sistematis. Bagi orang kaya biaya pendidikan semahal apapun mungkin tidak jadi maslah. Artinya orang kaya dengan kekayaannya akan mempunyai peluang untuk menyeyam pendidikan hingga tertinggi sekalipun. Denagn berbekal pendidkan tinggi mereka akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan/jabatan yang layak dalm rangka meraih kehidupan yang tinggi
Keempat Semakin terpinggirkannya golongan masyarakat yang selama ini telah terpinggirkan. Dengan kapitalisasi pendidikan masyarakatpun akhirnya beranggapan bahwa pendidikan merupakan investasi. Jika investasi ditanamkan maka harus balik modal dan menuai keuntungan.. Dari sisni bisa dimngerti jika tarif praktik dokter, tarif konsultasi gizi dan semua tarif yang terkait dengan keprofesian yang keahliannya memerlukan pendidikan tinggi dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar akan dikenakan biaya tinggi pula.

FAKTA PENDIDIKAN
Dindonesia babak belurnya dunia pendidikan sering dinisbatkan oleh para reformis pendidikan kesistem pendidikan yang masih mengacu pada sistem Belanda. Sistem pendidikan ini sering menjadi kambing hitam rendahnya .mutu sumberdaya manusia (SDM) yang mampu mengelola sumberdaya alam(SDA) dengan baik. Menurut penelitian terakhir, indeks pembagunan manusia Indonesia menempati urutan 102 dari 160 negeri, bahkan lebih rendah dari vetnam yang berada diposisi 101. Perbaikan kurikulum mulai tahun 1968 sampai 1994 tidak mampu mengatasi hal tersebut.
Data tahun 2001, menyaebutkan kulatitas bidang pendidikan terkait dengan dengan tingginya kemiskinan. Sekitar 72 persen dari keluarga miskin pedesaan saat ini dipimpin oleh kepala kelurga yang tidak tamat sekolah dasar dan 23,4 persen dipimpin oleh kepala keluarga yang hanya tamat SD. Diwilayah perkotaan, yang tidak jauh berbeda; sekitar 57,2 persen keluarga miskin diwilayah kota dipimpin oleh kepala keluarga yang hanya tamat SD. Luarbiasa.

Fakta Sekurelisasi Bidang Pendidikan
Di bidang ini, kerangka keilmuan yang berkembang di Barat mengacu sepenuhnya pada prinsip-prinsip sekuralisme. Hal itu paling tidak dapat dilihat dari kategorisasi filsafat yang mereka kembangkan yang mencakup tiga pilar utama pembahasan, yaitu (Suriasumantri, 1987): Filsafat ilmu, yaitu pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan baik atau buruk; felsifat estetika, pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan baik atau buruk; filsafat estetika, pembahasan filsafat yang mengkaji persoalan indah atau jelek.
Jika kita mengacu pada tiga pilar utama yang dicakup dalam pembahasan filsafat tersebut, maka kita dapat memahami bahwa sumber-sumber ilmu pengetahuan hanya didapatkan dari akal manusia, bukan dari agama, karena agama hanya didudukkan sebagai bahan pembahasan dalam likup moral dan hanya layak untuk berbicara baik aaatau buruk (etika), dan bukan pembahasan ilmiah (bebas atau salah).
Dari prinsip dasar inilah ilmu pengetahuan terus berkembang dengan berbagai kaidah metodologi ilmiahnya yang semakin mapan dan tersusun rapi untuk menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan yang lebih maju. Dengan prinsip ilmiah ini pula, pandangan-pandangan dasar berkaitan akidah maupun pengaturan kehidupan manusia, sebagaimana telah diurekan di atas, semakin berkembang, kokoh, dan tak terbantahkan karena telah terbungkus dengan kedok ilmiah tersebut.
Umat Islam akhirnya memilik standar junjungan baru yang lebih dianggap mulia ketimbang standar-standar yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan as-Sunnah. Umat lebih suka mengukur segala kebaikan dan keburukan berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi, HAM, pasar bebas, pluralisme, kebebasan, kesetaraan, dan lain-lain; yang kandungan nilainnya banyak bertabrakan dengan Islam.

Mewaspadai Sekuralisme Dalam Pendidikan
Pada saat yang sama, orang-orang yang berideologi kapitalis atau terperosok kedalamnya menekankan agar kajian-kajian terhadap ajaran Islam didasarkan pada cara pandang Ideologi Kapitalis, HAM, dan demokrasi. Akhirnya, Islam yang hendak diinjeksikan ketengah kaum Muslimin adalah Islam yang sekedar legtimasi semata. Seruan bahwa semua agama sama, tuduhan mempolitisasi agama hukum Islam kejam serta hanya layak untuk Abad Kedua Hijriah, dan sebagainya merupakan sebagin fakta dari hal itu.
Berikut, diserukanlah penyatuan agama-agama (sinkretisme) atau paling tidak menyamadukan agama-agama dengan menerapkan sekuralisme. Tujuannya adalah mereduksi kedudukan Islam dan menutupi ajarannya yang khas mengenai akidah dan syariat serta memecah-bela dakwah Islam (pembaratan di Dunia Islam, 1991 : 28) hasil semua itu adalah Islam terpisah dari kaum Muslim. Jadilah, seperti kata Sayyid Quthb, Al-Islam Syaiun wa Muslim Syaiun Akbar (Islam adalah sesuatu dan Muslim adalah sesuatu yang lain).

Indikator-indikator Mutu Pendidikan
Sebagai gambaran dikemukakan tentang hasil ujian akhir SMP, SMA tiga tahun terakhir yang cukup menggembirakan. Pada tahun 2000/2001 untuk jenjang pendidikan SMP/MTs, Sulawesi Selatan menduduki rangking 3 nasional sementara untuk jenjang pendidikan SMA/MA program bahasa menduduki peringkat 3, program IPA rangking 4 dan Program IPS utusan 4 Nasional, sedangkan untuk jenjang pendidikan SMK menduduki rangking 2 Nasional. Tahun pembelajaran 2001/2002 perinkat SMP/MTs berdasarkan hasil ujian akhir menduduki rangking 8, untuk jenjang pendidikan SMA/MA program bahasa menduduki rangking 13, Program IPA rangking 3 dan program IPS menduduki rangking 8 Nasional. Hasil Ujian Akhir tahun 2002/2003 yang dikeluarkan oleh pusat penelitian Balitbang Diknas menunjukkan posisi Sulawesi Selatan untuk jenjang SMP/MTs pada rangking 2 Nasional SMA Program Bahasa menduduki rangking 7, program IPA menduduki rangking 2 dan program IPS menduduki rangking 4 nasional. Untuk tahun 2003/2004 Sulawesi Selatan menduduki rangking 4 kecil ketidak luasan yakni SMA : 6,68%, MA : 9,28% dan SMK, 10,08% dari jumlah peserta UAN 72.053 orang, SMP dan MTs dari 110.810 orang peserta UAN yang tidak lulus 6.300 atau 5,7%. Namun kebijakan pendidikan, bagi yang belum lulus diberi ujian ulangan.

Hasil Berbagai Lomba
Sebagai gambaran perolehan prestasi yang telah diraih oleh siswa dari Sul-Sel sebagai berikut : pada tahun 2000 A.n Sainal Abidin dari kelas khusu BPG sebagai juara fisika ditingat Asia dan mendapatkan penghargaan Honorable Mention pada Olimpiade Fisika di Lycerter Inggris. Pssada tahun 2001, Syafri Bahar dari SMAN 17 Makassar terpilih mewakili Indinesia pada tingkat Internasional Mathematics Olympiade (IMO) di Scotlandia, dan pada tahun yang sama Syafri Bahar mengikuti lomba matematika tingkat Asia di Malesia dan memperoleh medali perunggu (juara 3). Tahun 2002 siswa dari SMAN 5 Makassar yaitu Ani Arief Lamaka sebagai juara 1 nasional dalam lomba karya tulis ilmiah yang dilaksanakan oleh LIPI dan selanjutnya mengikuti Qis di Bangkok (Thailand) dan kembali memboyong juara 2 (dua). Dan pada tahun 2003, salah seorang siswa SMAN 2 Tinggimoncong Malino Kabupaten Gowa masih berjuang bersamah tujuh rekan lainnya dari berbagai profinsi untuk mendapatkan tiket mewakili Indonesia pada olypiade Kimia yang akan dilaksanakan pada tahun 2004. prestasi kontigen Sekolah Menengah Kejuruan Sulawesi Selatan pada promosi kompetensi siswa yang dilaksanakan tanggal 20-23 juni 2004 di Semarang Jawa Tengah.
1. Juara I : Bidang Lomba Wall and Floor Tilling
an. Muhammad Nur SMK Negeri 5 Makassar
Sekaligus mewakli Indonesia pada lomba yang sama tahun
2006 di Hanoi Vetnam .

2. Juara Harapan II Teknologi Informasi dari regu SMK Tri Tunggal 45 Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar